
Belum hilang kesedihan kita karena bencana Gempa Lombok yang terjadi. Gempa diserta Tsunami dan Lukuifaksi meluluhlantakkan Palu-Sigi-Donggala (28/9). Setidaknya setelah diumumkan oleh BNPB pada 10 Oktober bahwa korban meninggal akibat gempa itu mencapai 2.045 orang, didapati paling banyak ada di Palu sebesar 1.636 orang dan disusul Sigi kemudian Parigi. Sementara itu, korban yang mengungsi sebanyak 82.775 orang, dan 8.731 orang pengungsi berada di luar Sulawesi.
Bencana tersebut memberikan dampak luar biasa. Ribuan orang terpaksa mengungsi karena rumah mereka rusak atau rata dengan tanah. Ada yang tinggal di hunian sementara, ada juga yang masih bertahan di tenda-tenda sederhana.
Sejak hari pertama, bencana terjadi Papdi Medical Relief langsung berkoordinasi untuk kiranya secepat mungkin bisa menurunkan tim guna melakukan
assessment dan juga menyalurkan bantuan obat-obatan dan logoistik. Akhirnya pada 7 Oktober 2018 Tim yang terdiri dari dr.Wawan Setyawan, SpPD, dr. Erwin Mulya, SpPD dan Herry Noveriawan berangkat bersama para relawan lainnya dengan pesawat Herkules.
 |
Tim di dalam pesawat Herkules |
Beberapa aksi yang dilakukan antara lain: Koordinasi dengan Crisis Center Dinkes Tk. 1 Palu, membantu penanganan pasien/korban di RS UNDATA, penyaluran bantuan obat-obatan untuk Puskesmas Donggala, penyaluran bantuan untuk masyarakat pengungsi di wilayah Patebo, Palu Selatan dan melakukan inisiasi untuk membuka daerah binaan pengungsian di kecamatan Binomaru kab.Sigi.
 |
Penyerahan Bantuan Obat-obatan untuk Puskesmas Donggala |
 |
Membantu Pelayana Kesehatan RS UNDATA |
 |
Penyerahan Bantuan Logistik untuk Masayarakat di wilayah Patebo |
 |
Penyerahan Bantuan Obat-obatan untuk Puskesmas Kawatuna |